Komisi X DPR Dukung Sosialisasi Gemar Membaca
Anggota Komisi X DPR RI Latifah Shohib medukung upaya Perpustakaan Nasional untuk mensosialisasikan program gemar membaca di semua provinsi di Indonesia. Hal itu bertujuan agar dapat meningkatkan tingkat literasi masyarakat Indonesia. Ia pun juga mengapresiasi minat baca di Jawa Timur cukup tinggi yakni 65%.
“DPR mendukung upaya Perpusnas untuk sosialisasi gemar membaca keliling di semua provinsi daerah. Tujuannya supaya tingkat literasi meningkat, di Jatim minat bacanya tinggi yakni 65%,” ujar Latifah kepada Parlementaria usai Kunjungan Kerja Spesifik ke Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoardjo, Jawa Timur, Jumat, (09/12/2016).
Politisi PKB ini pun juga mengapresiasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoardjo dalam melakukan inovasi guna meningkatkan kualitas perpustakaan tersebut. “Seperti yang kita saksikan tadi ada beberapa inovasi yang dilakukan oleh Perpustakan Sidoardjo seperti pendaftaran anggota, dimana-mana kita kunker belum menemukan hal yang inovatif seperti ini. Koleksi bukunya lumayan, ada tempat khusus utk ibu menyusui, ada pojok ASI. Ada kamar mandi khusus anak-anak,” ujar Latifah.
“Berarti di sini mereka sudah sensitif gender. Ada upaya sejak usia dini sudah gemar membaca, makanya mereka meningkatkan fasilitas termasuk ruang baca khusus anak. Mejanya sudah disesuaikan. Menurut saya secara umum perpustakannya sudah bagus,” sambung Latifah.
Kemajuan tersebut adalah bentuk inovasi dari Perpustakaan Sidoardjo dalam mengimplementaiskan UU No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. “Ini inovasi dari masing-masing daerah untuk mengimplementasikan UU No 43 Tahun 2007. Dibanding daerah lain jauh lebih bagus,” ujarnya.
Dengan adanya fasilitas yang ada maka perlu di dorong sosialiasi gemar membaca agar perpustakaan yang ada di tiap daerah terus dikunjungi oleh masyarakat. Dalam hal ini Perpusnas memiliki peran yang cukup signifikan untuk mensosialisasikan gemar membaca. Hal ini cukup penting mengingat, peringkat Indonesia dalam dunia literasi cukup mengkhawatirkan dalam penelitian UNESCO.
“Sementara menurut penelitian UNESCO, Indonesia masih mendukki 0,0001 %. Ini begitu memprihatinkan, makanya saya tidak terlau percaya dengan penelitian itu. Faktanya di lapangankan seperti ini,” tutup Latifah. (hs,mp) foto : Hendra/mr.